Senin, 05 Desember 2022

 VISI GURU PENGGERAK

MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER, KREATIF DAN PEDULI LINGKUNGAN

 

Peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) adalah memberikan tuntunan terhadap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.Sebagai seorang guru kita menuntun siswa melalui Pendidikan dan pengajaran menjadi manusia merdeka yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar selamat dan bahagia. Proses tersebut dapat dilakukan melalui 3 hal, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.  Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Bila melihat kodrat zaman saat ini Pendidikan global menekankan pada anak untuk memiliki keterampilan abad 21. Pendidik menuntun anak sesuai tuntunan alam dan zaman mereka . Pendidik bersikap terbuka pada kodrat zaman siswa. KHD mengingatkan pendidik untuk tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi. Pengaruh harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. . Pendidikan budi pekerti dalam keluarga maupun sekolah dapat menumbuhkan kecerdasan budi pekerti yang akan mengalahkan nafsu dan membuat anak dapat menguasai diri terhadap pengaruh negatif. 

Profil pelajar pancasila merupakan sebuah kompetensi lulusan yang diharapkan dimiliki oleh anak didik kita. Profil pelajar Pancasila berisi 6 karakter dan kompetensi yang harus dimiliki anak didik kita, dan sebagai guru keenam karakter dan kompetensi harus kita tumbuhkan di ruang kelas dan sekolah dengan berpijak pada konsep bagaimana karakter bertumbuh. Untuk mewujudkan perubahan pada diri siswa dan mewujudkan siswa dengan keenam karakter profil pelajar Pancasila, seorang guru harus mengelola perubahan di kelas, memulai perubahan dengan melibatkan semua komponen pemangku kepentingan di sekolah, memetakan semua potensi atau kekuatan positif yang dimiliki oleh siswa, guru, dan semua pemangku kepentingan. Dengan berkolaborasi dan melibatkan semua aset, maka perubahan atau usaha penumbuhan karakter Pancasila melalui usaha membuat aturan/ regulasi sekolah dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik /budaya sekolah yang mencerminkan karakter profil Pancasila, maka kita akan bisa menumbuhkan karakter tersebut dalam diri anak didik

.Dalam proses mewujudkan visi yang berpihak pada siswa dan selaras dengan profil pelajar Pancasila, perlu ada pemimpin yang mampu menggerakkan dan mengelola perubahan. Guru Penggerak berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada siswa. Seorang guru penggerak diharapkan mampu menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang membuat kondisi sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa untuk belajar dan berpihak pada siswa.   Untuk itulah perlu adanya Nilai-nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan Visi. Nilai-nilai guru penggerak yaitu: Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Kolaboratif, dan Inovatif. Sedangkan peran guru penggerak yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan siswa dan menggerakkan  komunitas praktisi.Membuka ruang diskusi positif antara guru , kepala sekolah dan orang tua siswa akan meningkatkan kualitas pembelajaran . Siswa didorong untuk memotivasi diri untuk belajar dan menumbuhkan karakter baik di sekolah. Maka dari itu, guru penggerak perlu membuat visi yang berpihak pada murid, mampu mencerminkan nilai dan peran guru penggerak, serta mewujudkan profil pelajar Pancasila.

            INKUIRI APRESIATIF (IA) merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (positif). Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. IA dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Tahapan dalam IA dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Sebelum melakukan tahapan BAGJA, Visi yang telah disusun diturunkan terlebih dahulu menjadi prakarsa-prakarsa perubahan. Pernyataan prakarsa perubahan adalah gambaran upaya nyata yang memungkinkan meningkatkan kualitas pembelajaran murid berbasis aset/kekuatan. Penyusunan Prakarsa perubahan dapat dibantu dengan model ATAP (Aset, Tantangan, Aksi, Pelajaran). Berikut adalah Prakarsa perubahan yang saya buat dengan menggunakan ATAP dan BAGJA.

BAGJA

Bagja adalah akronim dari tahapan Buat pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali mimpi – Jabarkan rencana – dan Atur Eksekusi. Sebelum masuk ke BAGJA kita harus mempunyai Prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan adalah sesuatu yang kita harapkan atau kita inginkan. Prakarsa perubahan ini menjadi target yang akan kita gali.

Buat pertanyaan. Pada fase ini kita harus membuat pertanyaan utama yang akan menjadi penentukan arahan peyelidikan kekuatan/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan ; pertanyaan dibuat untuk memprovokasi/ menginisiasi perubahan (Prakarsa)

Selain itu pada fase ini juga kita diminta untuk menuliskan tindakan untuk menggalang atau membangun tim perubahan/kolaisi perubahan yang mendukung dan bersifat urgen.

Ambil Pelajaran. Pada fase ini kita harus menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat sebuah pertanyaan penyelidikan. Mengidentifikasi dan mengapresiasi yang terbaik dari yang pernah ada. Pada fase ini kita diharap dapat menemukan inti positif. Kita dijuga harus membuat pertanyaan yang mewakili perasaan dan kegelisahan kita.

Pertanyaan ini yang dibuat diharapkan dapat menentukan cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar survei individu, dan multi unsur.

Gali mimpi. Pada fase ini kita diminta untuk menyusun deskripsi kolektif bila Prakarsa perubahan tercapai. Kita juga diminta membayangkan dan menggambarkan masa depan. Gambaran masa depan tersebut dimunculkan dari contoh-contoh yang membumi dari masa lalu yang positif. Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama multi unsur (kapan, dimana, siapa, kapan).

Jabarkan rencana. Pada fase ini kita diminta untuk mengidentifikasi tindakan nyata yang perlu untuk dijalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, dan langkah berani untuk terobosan yang akan mempermudah keseluruhan pencapaian.  Mempertahankan perubahan positif, atau menindaklanjuti masa lalu organisasi yang paling positif dan potensial. Dan menyusun definisi kesuksesan pencapaian. 

Atur eksekusi. Pada fase ini kita harus merumus beberapa pertanyaan. Pertama siapa saja yang dapat berperan dalam pengambilan keputusan. Merupakan awal dari pencapaian budaya belajar apresiatif yang berkelanjutan. Berkolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan rencana.

A-T-A-P

Aset

  • Wali murid memiliki kepedulian tinggi terhadap perkembangan anak.
  • Lingkungan sekolah untuk pembelajaran
  • Dukungan kepala sekolah dalam pembelajaran
  • Media buku dan digital sudah tersedia

Tantangan

  • Minat baca siswa yang lemah.
  • Rendahnya kreativitas siswa dalam pembelajaran
  • Rendah keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat.
  • Rendahnya motivasi siswa untuk maju.

Aksi

  • Berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan guru dan orang tua dalam membuat program-program sekolah yang meningkatkan kreativitas siswa.
  • Membentuk TIM pengembang kurikulum yang dapat mengatur semua proses pembelajaran yang dapat mendorong kreativitas siswa.
  • Membuat  metode dan media pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk lebih kreatif.
  • Menciptakan kelas yang nyaman dan aman untuk belajar
  •  Melakukan diagnosis awal tentang kemampuan siswa dan melakukan observasi tentang pendapat siswa dalam pembelajaran.

PRAKARSA PERUBAHAN

Mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa








Tergerak, Bergerak, menggerakkan

Salam Guru Penggerak




 

Minggu, 04 Desember 2022

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 1.3. VISI GURU PENGGERAK

OLEH Rina Yuniati S.Pd., M.Pd CGP 7 Kabupaten Demak


Salam guru penggerak, tergerak, bergerak dan menggerakkan.

Jumpa Kembali dengan saya Rina Yuniati CGP 7 dari Kab. Demak Jawa Tengah..Di sini saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan setelah melakukan Pendidikan guru penggerak modul 1.3 tentang visi guru penggerak. Saya akan merefleksikan semua pengalaman dan yang saya rasakan dalam artikel ini.

Pembelajaran modul 1.3 saya mulai pada tanggal 21 november 2022 dengan Mulai dari diri. Pada modul 1.3 ini saya mempelajari tentang bagaimana membuat gambaran tentang murid impian.  Disini kita diminta untuk menggambarkan bagaimana murid impian kita di masa depan kurun waktu 5 atau 10 tahun ke depan.  Saya memimpikan seorang murid yang berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap semua hal dan saling menghargai, memiliki kreativitas dan selalu berinovasi dalam belajar, mampu membaca peluang baik dalam lingkungan sekolah yang mengutamakan pembentukan karakter jujur, disiplin, pantang menyerah selalu bergotong royong dengan sekolah yang bersih, nyaman dan kondusif. Dari gambaran murid impian itu Saya juga menjabarkan menjadi rumusan visi  tentang murid impian saya yaitu mewujudkan murid unggul berkarakter , bertanggung jawab, jujur, kreatif, inovatif saling menghargai, peduli lingkungan sesuai profil Pelajar Pancasila dalam ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid. Visi saya adalah harapan saya tentang murid yang saya ajar di masa depan.  

Pada tahap eksplorasi konsep  sebagai CGP  saya harus memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam Pendidikan dan memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. Hal menarik yang saya dapatkan  adalah tentang pendekatan IA_(inkuiri Apresiatif) yang melandasi kalimat Prakarsa perubahan yang saya buat dari visi yang sudah saya impikan. Di sini juga saya belajar membuat alur BAGJA untuk mewujudkan visi saya.  Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang paling saya tunggu-tunggu karena saya dapat bertatap muka dengan teman-teman CGP yang lainnya dan tentunya mendapat motivasi dari  Bapak Didik sebagai fasilitator kami. Pada sesi diskusi kelompok saya memaparkan Visi yang saya buat, saya juga menjelaskan mengapa visi ini saya anggap penting dan apa alasan saya membuat Visi tersebut. Pada visi tersebut saya berusaha menjelaskan gambaran bahwa setiap anak yang terlahir ke dunia ini memiliki kelebihan dibalik segala kekurangan yang tampak oleh mata dan tugas kita sebagai guru adalah menuntun segala potensi yang ada pada anak tersebut bukan
sesuai dengan keinginan kita . Ada nilai-nilai kebajikan yang termuat dalam visi yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Pastinya untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan prakarsa perubahan dan dirancang suatu tindakan perubahan dengan menggunakan  model inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA

Berdasarkan diskusi yang menyatukan pendapat dari 6 orang dalam ruang kolaborasi akhirnya kami mewujudkan visi kelompok kami.  dan masukan dari pak Didik, akhirnya saya bisa memahami cara membuat prakarsa perubahan dengan bantuan kanvas BAGJA.   Kami ber enam merumuskan satu visi dan membuat satu kalimat prakasa perubahan dan mewujudkannya dalam kanvas BAGJA di ruang kolaborasi. Pemahaman saya tentang merumuskan visi dan membuat perubahan prakarsa dengan inkuisri apresiatif alur BAGJA semakin tercerahkan setelah saya mengikuti sesi elaborasi dengan instruktur Bapak Aditya Dharma, bahwa visi guru penggerak adalah visi saya sendiri tentang murid impian saya di masa depan. saya semakin paham bahwa visi itu dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau gambaran murid impian dimana visi ini hendaknya memuat dimensi profil pelajar Pancasila

            Pendidikan guru penggerak yang telah saya jalani saat ini mencerahkan saya tentang bagaimana menghadapi murid dan mewujudkan visi saya tentang murid impian. Guru penggerak adalah agen perubahan yang mengawali perubahan dari dirinya sendiri. Jangat takut untuk memulai perubahan demi mewujudkan murid yang memiliki karakter hebat, berbudi pekerti luhur, kreatif, inovatif, jujur, bertanggung jawab, peduli lingkungan dalam lingkungan sekolah yang nyaman, aman, kondusif dan bersih dengan fasilitas pembelajaran yang memadai. Semangat untuk berubah dan selalu berpikir positif dalam pewujudkan pembelajaran serta visi .

            Pada modul 1.3 ini kita diajak untuk belajar merumuskan suatu visi atau cita-cita yang kita impikan tentang murid.  Untuk mewujudkan visi kita harus membuat  sebuah prakarsa perubahan yang disusun dengan menggunakan model inkuiri apresiatif alur BAGJA . Pengalaman menyusun pertanyaan BAGJA ini adalah hal baru bagi saya dan luar biasa bagi saya dan tentunya sangat bermanfaat.  Selama ini saya memang punya mimpi tentang siswa tetapi mimpi itu tidak terwujud dengan baik karena tidak mempunyai prakarsa perubahan.  Selama ini saya hanya menunggu kebijakan sekolah untuk mewujudkan visi.  Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bergerak jika kita tidak mulai untuk bergerak. Sebuah video yang ditampilkan oleh Bapak Aditya Dharma tentang keberanian anak kecil untuk turun pohon yang tumbang di tengah jalan telah menjadi inspirasi, bahwa saya harus berani masuk dalam lingkaran pengaruh agar orang-orang yang ada di sekitar saya tergerak untuk mengubah cara mendidik murid yaitu dengan cara menuntun bukan menuntut. Kita harus bergerak menjadi pelopor perubahan sehingga orang lain agar ikut tergerak untuk melakukan perubahan bersama-sama. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratof berbasis kekuatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan yang membawa perbaikan dalam suatu sistem missal di sekolah dalam lingkup kecil yaitu di kelas. Manajemen perubahan yang saya lakukan adalah dengan menyusun tindakan menggunakan Tahapan BAGJA dengan berbasi kekuatan atau potensi yang ada.

Setelah mempelajari modul 1.3 tentang visi guru penggerak ini saya akan berusaha bergerak mewujudkan visi saya yaitu “MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK YANG BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER, KREATIF DAN PEDULI LINGKUNGAN.” Saya akan membuat Prakarsa-prakarsa perubahan yang lain untuk mewujudkan impian saya sebagai guru penggerak. Saya membuat pembelajaran yang menyenangkandan berpihak pada murid. Saya akan lebih memahami karakter, potensi, bakat dan minat murid.Saya berkolaborasi dengan semua warga sekolah untuk mewujudkan visi saya. Saya juga berkomunikasi dengan kepala sekolah dalam pengembangan pembelajaran dan program-program yang telah saya buat.

Demikian jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.3 tentang visi guru penggerak.

Salam Bahagia dan sehat selalu.

Rina Yuniati, S.Pd., M.Pd. CGP 7 Kabupaten Demak Jawa Tengah


  VISI GURU PENGGERAK MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER, KREATIF DAN PEDULI LINGKUN...