Senin, 05 Desember 2022

 VISI GURU PENGGERAK

MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER, KREATIF DAN PEDULI LINGKUNGAN

 

Peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) adalah memberikan tuntunan terhadap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.Sebagai seorang guru kita menuntun siswa melalui Pendidikan dan pengajaran menjadi manusia merdeka yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar selamat dan bahagia. Proses tersebut dapat dilakukan melalui 3 hal, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.  Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Bila melihat kodrat zaman saat ini Pendidikan global menekankan pada anak untuk memiliki keterampilan abad 21. Pendidik menuntun anak sesuai tuntunan alam dan zaman mereka . Pendidik bersikap terbuka pada kodrat zaman siswa. KHD mengingatkan pendidik untuk tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi. Pengaruh harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. . Pendidikan budi pekerti dalam keluarga maupun sekolah dapat menumbuhkan kecerdasan budi pekerti yang akan mengalahkan nafsu dan membuat anak dapat menguasai diri terhadap pengaruh negatif. 

Profil pelajar pancasila merupakan sebuah kompetensi lulusan yang diharapkan dimiliki oleh anak didik kita. Profil pelajar Pancasila berisi 6 karakter dan kompetensi yang harus dimiliki anak didik kita, dan sebagai guru keenam karakter dan kompetensi harus kita tumbuhkan di ruang kelas dan sekolah dengan berpijak pada konsep bagaimana karakter bertumbuh. Untuk mewujudkan perubahan pada diri siswa dan mewujudkan siswa dengan keenam karakter profil pelajar Pancasila, seorang guru harus mengelola perubahan di kelas, memulai perubahan dengan melibatkan semua komponen pemangku kepentingan di sekolah, memetakan semua potensi atau kekuatan positif yang dimiliki oleh siswa, guru, dan semua pemangku kepentingan. Dengan berkolaborasi dan melibatkan semua aset, maka perubahan atau usaha penumbuhan karakter Pancasila melalui usaha membuat aturan/ regulasi sekolah dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik /budaya sekolah yang mencerminkan karakter profil Pancasila, maka kita akan bisa menumbuhkan karakter tersebut dalam diri anak didik

.Dalam proses mewujudkan visi yang berpihak pada siswa dan selaras dengan profil pelajar Pancasila, perlu ada pemimpin yang mampu menggerakkan dan mengelola perubahan. Guru Penggerak berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada siswa. Seorang guru penggerak diharapkan mampu menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang membuat kondisi sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa untuk belajar dan berpihak pada siswa.   Untuk itulah perlu adanya Nilai-nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan Visi. Nilai-nilai guru penggerak yaitu: Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Kolaboratif, dan Inovatif. Sedangkan peran guru penggerak yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan siswa dan menggerakkan  komunitas praktisi.Membuka ruang diskusi positif antara guru , kepala sekolah dan orang tua siswa akan meningkatkan kualitas pembelajaran . Siswa didorong untuk memotivasi diri untuk belajar dan menumbuhkan karakter baik di sekolah. Maka dari itu, guru penggerak perlu membuat visi yang berpihak pada murid, mampu mencerminkan nilai dan peran guru penggerak, serta mewujudkan profil pelajar Pancasila.

            INKUIRI APRESIATIF (IA) merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (positif). Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. IA dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Tahapan dalam IA dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Sebelum melakukan tahapan BAGJA, Visi yang telah disusun diturunkan terlebih dahulu menjadi prakarsa-prakarsa perubahan. Pernyataan prakarsa perubahan adalah gambaran upaya nyata yang memungkinkan meningkatkan kualitas pembelajaran murid berbasis aset/kekuatan. Penyusunan Prakarsa perubahan dapat dibantu dengan model ATAP (Aset, Tantangan, Aksi, Pelajaran). Berikut adalah Prakarsa perubahan yang saya buat dengan menggunakan ATAP dan BAGJA.

BAGJA

Bagja adalah akronim dari tahapan Buat pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali mimpi – Jabarkan rencana – dan Atur Eksekusi. Sebelum masuk ke BAGJA kita harus mempunyai Prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan adalah sesuatu yang kita harapkan atau kita inginkan. Prakarsa perubahan ini menjadi target yang akan kita gali.

Buat pertanyaan. Pada fase ini kita harus membuat pertanyaan utama yang akan menjadi penentukan arahan peyelidikan kekuatan/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan ; pertanyaan dibuat untuk memprovokasi/ menginisiasi perubahan (Prakarsa)

Selain itu pada fase ini juga kita diminta untuk menuliskan tindakan untuk menggalang atau membangun tim perubahan/kolaisi perubahan yang mendukung dan bersifat urgen.

Ambil Pelajaran. Pada fase ini kita harus menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat sebuah pertanyaan penyelidikan. Mengidentifikasi dan mengapresiasi yang terbaik dari yang pernah ada. Pada fase ini kita diharap dapat menemukan inti positif. Kita dijuga harus membuat pertanyaan yang mewakili perasaan dan kegelisahan kita.

Pertanyaan ini yang dibuat diharapkan dapat menentukan cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar survei individu, dan multi unsur.

Gali mimpi. Pada fase ini kita diminta untuk menyusun deskripsi kolektif bila Prakarsa perubahan tercapai. Kita juga diminta membayangkan dan menggambarkan masa depan. Gambaran masa depan tersebut dimunculkan dari contoh-contoh yang membumi dari masa lalu yang positif. Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama multi unsur (kapan, dimana, siapa, kapan).

Jabarkan rencana. Pada fase ini kita diminta untuk mengidentifikasi tindakan nyata yang perlu untuk dijalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, dan langkah berani untuk terobosan yang akan mempermudah keseluruhan pencapaian.  Mempertahankan perubahan positif, atau menindaklanjuti masa lalu organisasi yang paling positif dan potensial. Dan menyusun definisi kesuksesan pencapaian. 

Atur eksekusi. Pada fase ini kita harus merumus beberapa pertanyaan. Pertama siapa saja yang dapat berperan dalam pengambilan keputusan. Merupakan awal dari pencapaian budaya belajar apresiatif yang berkelanjutan. Berkolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan rencana.

A-T-A-P

Aset

  • Wali murid memiliki kepedulian tinggi terhadap perkembangan anak.
  • Lingkungan sekolah untuk pembelajaran
  • Dukungan kepala sekolah dalam pembelajaran
  • Media buku dan digital sudah tersedia

Tantangan

  • Minat baca siswa yang lemah.
  • Rendahnya kreativitas siswa dalam pembelajaran
  • Rendah keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat.
  • Rendahnya motivasi siswa untuk maju.

Aksi

  • Berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan guru dan orang tua dalam membuat program-program sekolah yang meningkatkan kreativitas siswa.
  • Membentuk TIM pengembang kurikulum yang dapat mengatur semua proses pembelajaran yang dapat mendorong kreativitas siswa.
  • Membuat  metode dan media pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk lebih kreatif.
  • Menciptakan kelas yang nyaman dan aman untuk belajar
  •  Melakukan diagnosis awal tentang kemampuan siswa dan melakukan observasi tentang pendapat siswa dalam pembelajaran.

PRAKARSA PERUBAHAN

Mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa








Tergerak, Bergerak, menggerakkan

Salam Guru Penggerak




 

Minggu, 04 Desember 2022

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 1.3. VISI GURU PENGGERAK

OLEH Rina Yuniati S.Pd., M.Pd CGP 7 Kabupaten Demak


Salam guru penggerak, tergerak, bergerak dan menggerakkan.

Jumpa Kembali dengan saya Rina Yuniati CGP 7 dari Kab. Demak Jawa Tengah..Di sini saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan setelah melakukan Pendidikan guru penggerak modul 1.3 tentang visi guru penggerak. Saya akan merefleksikan semua pengalaman dan yang saya rasakan dalam artikel ini.

Pembelajaran modul 1.3 saya mulai pada tanggal 21 november 2022 dengan Mulai dari diri. Pada modul 1.3 ini saya mempelajari tentang bagaimana membuat gambaran tentang murid impian.  Disini kita diminta untuk menggambarkan bagaimana murid impian kita di masa depan kurun waktu 5 atau 10 tahun ke depan.  Saya memimpikan seorang murid yang berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap semua hal dan saling menghargai, memiliki kreativitas dan selalu berinovasi dalam belajar, mampu membaca peluang baik dalam lingkungan sekolah yang mengutamakan pembentukan karakter jujur, disiplin, pantang menyerah selalu bergotong royong dengan sekolah yang bersih, nyaman dan kondusif. Dari gambaran murid impian itu Saya juga menjabarkan menjadi rumusan visi  tentang murid impian saya yaitu mewujudkan murid unggul berkarakter , bertanggung jawab, jujur, kreatif, inovatif saling menghargai, peduli lingkungan sesuai profil Pelajar Pancasila dalam ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid. Visi saya adalah harapan saya tentang murid yang saya ajar di masa depan.  

Pada tahap eksplorasi konsep  sebagai CGP  saya harus memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam Pendidikan dan memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. Hal menarik yang saya dapatkan  adalah tentang pendekatan IA_(inkuiri Apresiatif) yang melandasi kalimat Prakarsa perubahan yang saya buat dari visi yang sudah saya impikan. Di sini juga saya belajar membuat alur BAGJA untuk mewujudkan visi saya.  Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang paling saya tunggu-tunggu karena saya dapat bertatap muka dengan teman-teman CGP yang lainnya dan tentunya mendapat motivasi dari  Bapak Didik sebagai fasilitator kami. Pada sesi diskusi kelompok saya memaparkan Visi yang saya buat, saya juga menjelaskan mengapa visi ini saya anggap penting dan apa alasan saya membuat Visi tersebut. Pada visi tersebut saya berusaha menjelaskan gambaran bahwa setiap anak yang terlahir ke dunia ini memiliki kelebihan dibalik segala kekurangan yang tampak oleh mata dan tugas kita sebagai guru adalah menuntun segala potensi yang ada pada anak tersebut bukan
sesuai dengan keinginan kita . Ada nilai-nilai kebajikan yang termuat dalam visi yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Pastinya untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan prakarsa perubahan dan dirancang suatu tindakan perubahan dengan menggunakan  model inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA

Berdasarkan diskusi yang menyatukan pendapat dari 6 orang dalam ruang kolaborasi akhirnya kami mewujudkan visi kelompok kami.  dan masukan dari pak Didik, akhirnya saya bisa memahami cara membuat prakarsa perubahan dengan bantuan kanvas BAGJA.   Kami ber enam merumuskan satu visi dan membuat satu kalimat prakasa perubahan dan mewujudkannya dalam kanvas BAGJA di ruang kolaborasi. Pemahaman saya tentang merumuskan visi dan membuat perubahan prakarsa dengan inkuisri apresiatif alur BAGJA semakin tercerahkan setelah saya mengikuti sesi elaborasi dengan instruktur Bapak Aditya Dharma, bahwa visi guru penggerak adalah visi saya sendiri tentang murid impian saya di masa depan. saya semakin paham bahwa visi itu dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau gambaran murid impian dimana visi ini hendaknya memuat dimensi profil pelajar Pancasila

            Pendidikan guru penggerak yang telah saya jalani saat ini mencerahkan saya tentang bagaimana menghadapi murid dan mewujudkan visi saya tentang murid impian. Guru penggerak adalah agen perubahan yang mengawali perubahan dari dirinya sendiri. Jangat takut untuk memulai perubahan demi mewujudkan murid yang memiliki karakter hebat, berbudi pekerti luhur, kreatif, inovatif, jujur, bertanggung jawab, peduli lingkungan dalam lingkungan sekolah yang nyaman, aman, kondusif dan bersih dengan fasilitas pembelajaran yang memadai. Semangat untuk berubah dan selalu berpikir positif dalam pewujudkan pembelajaran serta visi .

            Pada modul 1.3 ini kita diajak untuk belajar merumuskan suatu visi atau cita-cita yang kita impikan tentang murid.  Untuk mewujudkan visi kita harus membuat  sebuah prakarsa perubahan yang disusun dengan menggunakan model inkuiri apresiatif alur BAGJA . Pengalaman menyusun pertanyaan BAGJA ini adalah hal baru bagi saya dan luar biasa bagi saya dan tentunya sangat bermanfaat.  Selama ini saya memang punya mimpi tentang siswa tetapi mimpi itu tidak terwujud dengan baik karena tidak mempunyai prakarsa perubahan.  Selama ini saya hanya menunggu kebijakan sekolah untuk mewujudkan visi.  Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bergerak jika kita tidak mulai untuk bergerak. Sebuah video yang ditampilkan oleh Bapak Aditya Dharma tentang keberanian anak kecil untuk turun pohon yang tumbang di tengah jalan telah menjadi inspirasi, bahwa saya harus berani masuk dalam lingkaran pengaruh agar orang-orang yang ada di sekitar saya tergerak untuk mengubah cara mendidik murid yaitu dengan cara menuntun bukan menuntut. Kita harus bergerak menjadi pelopor perubahan sehingga orang lain agar ikut tergerak untuk melakukan perubahan bersama-sama. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratof berbasis kekuatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan yang membawa perbaikan dalam suatu sistem missal di sekolah dalam lingkup kecil yaitu di kelas. Manajemen perubahan yang saya lakukan adalah dengan menyusun tindakan menggunakan Tahapan BAGJA dengan berbasi kekuatan atau potensi yang ada.

Setelah mempelajari modul 1.3 tentang visi guru penggerak ini saya akan berusaha bergerak mewujudkan visi saya yaitu “MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK YANG BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER, KREATIF DAN PEDULI LINGKUNGAN.” Saya akan membuat Prakarsa-prakarsa perubahan yang lain untuk mewujudkan impian saya sebagai guru penggerak. Saya membuat pembelajaran yang menyenangkandan berpihak pada murid. Saya akan lebih memahami karakter, potensi, bakat dan minat murid.Saya berkolaborasi dengan semua warga sekolah untuk mewujudkan visi saya. Saya juga berkomunikasi dengan kepala sekolah dalam pengembangan pembelajaran dan program-program yang telah saya buat.

Demikian jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.3 tentang visi guru penggerak.

Salam Bahagia dan sehat selalu.

Rina Yuniati, S.Pd., M.Pd. CGP 7 Kabupaten Demak Jawa Tengah


Selasa, 22 November 2022

 TUGAS MODUL 1.3.a.3. MULAI DARI DIRI

        Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan memiliki visi tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. 

        Visi yang diharapkan terwujud pada murid Bapak/Ibu di masa depan. Visi mengenai murid inilah yang nantinya menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam menentukan program dan strategi pembelajaran. Pada kesempatan ini kita juga akan membayangkan tanggung jawab kita sebagai seorang guru dengan peran sebagai Guru Penggerak. Kita memiliki peran untuk mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang kita harapkan dapat kita capai di masa depan.  Sebagai Guru Penggerak kelak, peran kita akan melampaui dinding dan pintu kelas di mana kita mengajar. Oleh karena itu, Guru Penggerak perlu mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja, sekolah, dan kedigjayaan Indonesia dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi, sehingga paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di tengah jatuh-bangun perjuangannya kelak.Pentingnya visi bagi guru dapat diimajinasikan dengan membuat gambar bertemakan

  “Imajiku tentang murid di masa depan”. Satu gambar mengenai murid yang  didambakan 5-10 tahun mendatang.  


Gambar yang Bapak/Ibu buat sesungguhnya adalah visi mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka yang muncul adalah keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita pun terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di sekolah agar terjadi upaya perbaikan dan perubahan berkesinambungan yang diperlukan agar visi menjadi kenyataan. 

Pada kesempatan ini, marilah merangkai mimpi dalam gambar tersebut ke dalam kata-kata yang lebih jelas sebagai sebuah visi Bapak/Ibu. Kalimat rumpang dalam paragraf berikut ini menyediakan panduan untuk menuliskan visi yang telah Bapak/Ibu gambar. Diharapkan kegiatan ini dapat membantu Bapak/Ibu menyingkap apa yang sebetulnya telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan murid-murid.  


Rumusan VISI dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu Guru .



Minggu, 20 November 2022

 

 


                                                                             OLEH 

RINA YUNIATI

CGP7 KABUPATEN DEMAK

 TUGAS 1.2.a.8. KONEKSI ANTAR MATERI

 Modul 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghasilkan kesimpulan berdasarkan materi modul 1.2. Nilai & Peran Guru Penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Setelah saya mempelajari modul 1.1 dan 1.2, ada beberapa hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (Model Refleksi 4P).

Peristiwa

Pada pembelajaran modul 1.1 tentang filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara saya tertarik dengan tiga semboyan Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Seorang di depan harus memberi contoh, di tengan memberikan gagasan atau ide-ide dan di belakang memberikan motivasi atau dorongan. Sebagai pendidik kita harus menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.Hal ini memberikan pencerahan bahwa mendidik anak harus kita sesuaikan dengan potensi dan bakatnya. Guru adalah pamong yang menuntun dan mengarahkan murid agar anak tidak kehilangan arah, selamat dan Bahagia. Dari filosofi Ki Hadjar Dewantara ini saya mendapatkan pembelajaran tentang bagaimana mendidik murid. Saya lebih memahami karakter murid saya yang berbeda-beda dan unik. Saya menjadi lebih sabar dan berusaha menggali potensi dan bakat dari murid . Saya memilih metode mengajar yang menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik mereka. Sebagai guru saya berusaha menuntun murid untuk memiliki budi keperti yang baik. Pembiasaan-pembiasaan yang baik di sekolah akan membentuk budi pekerti murid. Lingkungan keluarga dan masyarakat juga mempengaruhi budi pekerti, untuk itu sebagai guru saya bekerja sama dengan orangtua murid. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya Komunikasi yang baik antara orangtua, guru dan sekolah akan mendorong potensi, bakat, minat siswa menjadi lebih terasah.

Pembelajaran modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak yang terdiri dari berpihak pada murid, kolaboratif, inovatif, mandiri dan reflektif memberikan pencerahan, bahwa seorang guru harus mampu menerapkan kelima nilai tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Untuk dapat menerapkan kelima nilai tersebut sebagai guru penggerak saya harus mampu untuk memberikan pengaruh baik pada semua warga sekolah. Meyakinkan mereka untuk memajukan sekolah bersama. Saya harus mampu mengendalikan emosi dan mampu berpikir cepat untuk menghadapi persoalan-persoalan yang ada di sekolah. Meningkatkan kompetensi adalah hal pertama yang saya lakukan, karena hal ini akan menambah kepercayaan diri dan dapat mempengaruhi rekan guru untuk meningkatkan kompetensinya agar mutu sekolah menjadi lebih baik. Saya juga bekerja sama dengan semua warga sekolah dalam pembelajaran dan melaksanakan program-program sekolah. Saya terbuka menerima masukan -masukan dari berbagai pihak untuk kemajuan sekolah. Saya juga membuat metode-metode mengajar yang meyenangkan bagi murid. Saya memanfaatkan lingkungan sekolah yang berada dekat tambak untuk pembelajaran.

Keterkaitan modul 1.1. dengan modul 1.2 adalah sebagai pendidik kita harus selalu berpihak pada murid. Kita memberikan pembelajaran terbaik yang dapat menumbuhkan bakat dan minat murid. Dalam pembelajaran , kita harus reflektif artinya kita harus memberikan umpan balik pada murid setelah selesai pembelajaran dengan tujuan untuk perbaikan pembelajaran. Kita harus inovatif dengan membuat pembelajaran-pembelajaran menyenangkan yang dapat menggali bakat dan minat siswa. Sebagai guru kita harus bekerjasama dengan semua pihak untuk untuk meningkatkan mutu sekolah dan mutu pembelajaran. Setiap bulan sekolah kami mengadakan MGMP sekolah untuk membicarakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi  dan karakter siswa . Setiap 2 minggu sekali sekolah mengadakan pertemuan rutin untuk membicarakan program-program sekolah. Semua ini bertujuan untuk peningkatan mutu pembeljaran dan mutu sekolah.

PERASAAN

Setelah mempelajari modul 1.1 dan modul 1.2 saya mendapatkan pembelajaran yang luar biasa.Saya lebih mampu untuk mengendalikan emosi . Saya selalu berpikir positif untuk semua orang . Pendidikan Guru Penggerak memotivasi saya untuk selalu belajar dan belajar. Belajar IT, belajar mengendalikan emosi, belajar memahami murid sesuai karakter dan kemampuannya , belajar untuk selalu terbuka dengan setiap masukan,  

PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul 1.1 dan modul 1.2 saya mendapat pembelajaran yang sangat berharga. Seorang guru haruslah memahami muridnya sesuai dengan karakter, potensi, bakat dan minat. Guru harus menuntun muridnya untuk agar menjadi anak dengan budi pekerti luhur dan potensi anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat. Sebagai seorang pendidik kita harus dapat mengendalikan diri dalam mendidik anak. Kita harus mampu mengambil keputusan terbaik untuk anak didik didik kita, jangan sampai kita meninggalkan ingatan buruk yang akan terkenang sepanjang masa.

PENERAPAN MASA DEPAN

Sebagai penerapan ke depan (rencana) saya   1) meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan secara mandiri untuk meyakinkan rekan guru bahwa seorang guru harus selalu belajar dan belajar untuk mengikuti perkembangan zaman, 2)  membuat suasana belajar yang menyenangkan; 3) melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan membuat metode mengajar yang menyenangkan dan membuat media pembelajaran yang menarik; ; 4) sering membuat refleksi sederhana, sehingga ada jejak terhadap proses perbaikan kita. 5) Selalu berkomunikasi baik dengan semua rekan guru agar mendapatkan progam-program sekolah yang berpihak pada murid. 6) bekerjasama dengan orangtua murid untuk membicarakan kemajuan murid.

Jumat, 18 November 2022

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Oleh Rina Yuniati, S.Pd., M.Pd. CGP Angkatan 7 Kabupaten Demak

Tugas Modul 1.2.1.6.Demonstrasi Kontekstual

Salam Pendidikan guru penggerak Angkatan 7. Perkenalkan saya Rina Yuniati CGP Angkatan 7 dari Kabupaten Demak. Saya mengajar di SMP Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak yaitu sekolah SMP yang letaknya di pinggir kota Demak-Semarang yang memiliki siswa dengan kondisi dan karakter yang beragam.

Dalam rangka pemenuhan tugas modul 1.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual , calon guru penggerak harus dapat menggambarkan peran dan aktivitasnya sebagai guru penggerak di masa depan baik dalam keseharian atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang bersifat ad-hoc (khusus).Sebagai seorang guru penggerak yang sudah cukup berpengalaman kurang lebih 3 tahun maka saya akan terus berusaha untuk mengembangkan nilai-nilai guru penggerak, yakni berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif.  Pendidikan Guru Penggerak memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat luar biasa. Selama tiga tahun saya tetap konsisten sebagai guru penggerak menjadi role model dan menginspirasi rekan-rekan guru dan siswa SMP Negeri 2 Sayung Kab. Demak. Pada pembelajaran di kelas saya menerapkan semboyan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso. Tut wuri handayani. Seorang guru di depan memberi contoh, ditengah memberikan gagasan, di belakang memberikan motivasi atau dorongan.

Peran dan nilai guru penggerak yang telah saya lakukan selama tiga tahun diantaranya

1.      Nilai Mandiri

Sebagai guru penggerak saya yakin dapat melakukan perubahan-perubahan di sekolah saya untuk menjadi sekolah yang berkualitas baik dari segi fisik (lingkungan sekolah yang mendukung proses pembelajaran) dan mutu sekolah. Untuk itu saya harus meningkatkan kompetensi diri saya terlebih dahulu agar mendapat kepercayaan dan dukungan dari semua warga sekolah. Saya meningkatkan kompetensi saya dengan mengikuti Pendidikan guru penggerak, mengikuti pelatihan-pelatihan dan webinar webinar yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Demak atau Lembaga Pendidikan. PGP dan pelatihan-pelatihan itu membuat saya merasa percaya diri untuk membangun komunikasi dengan semua orang dan memberikan keyakinan kepada rekan guru bahwa kita mampu untuk membuat perubahan yang baik di sekolah. Perubahan saya awali dari dalam diri saya terlebih dahulu.   Guru yang mandiri adalah guru yang yakin terhadap  dirinya sendiri bahwa dirinya mempunyai potensi sehingga timbul rasa percaya diri, Sebagai guru penggerak saya meyakinkan rekan-rekan guru untuk dapat mengembangkan potensi diri tanpa harus diperintah oleh atasan.  Guru penggerak juga harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu yang ditugaskan padanya. Juga harus memiliki sifat yang inisiatif dan kreatif tanpa di perintah atasan  dan mampu menerima perubahan.  

2.      Reflektif

Setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan sekolah, saya laksanakan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam pelaksanaan pembelajaran,  saya memberikan  umpan balik kepada siswa dengan memberikan siswa kesempatan untuk menuliskan apa yang diharapkan pada pembelajaran yang telah saya lakukan. Dengan harapan saya dapat memahami apa yang siswa inginkan dalam pembelajaran. Hal ini sebagai acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah saya lakukan. Saya juga berdiskusi dengan rekan guru tentang pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah. Hal ini merupakan masukan bagi saya untuk membuat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa..Saya selalu meminta pendapat dari rekan guru untuk setiap pekerjaan yang saya lakukan di sekolah.Saya selalu terbuka menerima pendapat dari rekan guru dan selalu berpikir positif untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.

3.       Inovatif

Saya membuat metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kondisi siswa. Saya membuat metode pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa tidak merasa terbebani. Saya membuat metode tanya jawab menjadi menyenangkan dengan permainan. Siswa membuat sendiri pertanyaan tentang materi yang sudah diajarkan, pertanyaan dibuat dikertas yang dibentuk menjadi pesawat, diterbangkan, yang menemukan pesawat pertanyaan harus menjawab. Hal ini membuat siswa merasa senang dan tidak terbebani. Saya juga membuat pembelajaran berbasis lingkungan. Saya memanfaatkan lingkungan sekolah yang dekat dengan tambak untuk pembelajaran. Sebagai guru IPA saya membuat praktikum yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Seperti membuat alat peraga pernapasan sendiri, membuat rangkaian seri, paralel dengan bahan sederhana, menanam tanaman dan merawatnya, membuat telor asin, membuat pupuk kompos dll.




4.      Kolaboratif

Sebagai guru penggerak saya memiliki nilai kolaboratif yang baik. Saya selalu berpikir positif terhadap semua warga sekolah. Saya yakin mereka memiliki potensi untuk meningkatkan mutu di sekolah. Saya berkolaborasi dengan semua warga sekolah untuk mengembangkan sekolah. Saya membuat gagasan untuk membuat P5 dengan membuat proyek-proyek yang sesuai dengan siswa, untuk itu saya bersama-sama dengan rekan guru berdiskusi untuk menentukan proyek yang sesuai dengan siswa. Hal ini kemudian kami konsultasikan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan.Saya juga berkolaborasi dengan rekan guru untuk membuat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Saya bekerja sama dengan rekan-rekan guru dalam menentukan visi, misi sekolah, membuat KOSP, membuat RKAS, RKT dan RKJM.

5.      Berpihak pada siswa

Sebagai guru penggerak saya harus mendidik siswa sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan zamannya. Guru penggerak menuntun murid dengan sepenuh hati untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. melakukan pembelajaran di kelas dengan mempertimbangkan minat dan bakat siswa, hal ini terasa menyenangkan karena siswa tidak merasa terbebani dan bisa berkreatifitas sesuai minat dan bakatnya dan saya juga menerapkan merdeka mengajar di mana saya bisa memilih metode ataupun media pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kondisi siswa. Saya mendiagnosa kemampuan awal dari siswa, dari sini saya dapat membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan siswa, memilih metode dan media yang sesuai dengan kondisi siswa. Sebagai guru penggerak saya selalu berpihak pada siswa, Penerapan nilai-nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, haruslah terus saya aplikasikan, dengan mengembangkan media pembelajaran yang menyenangkan, selalu menerima masukan dari rekan guru terhadap perbaikan pembelajaran, membiasakan untuk melakukan refleksi setiap selesai proses pembelajaran, membangun komunikasi dengan siswa, rekan guru, orang tua siswa dan kepala sekolah untuk perbaikan pembelajaran.  


Saya memberikan motivasi bagi rekan guru untuk mengembangkan potensi dirinya untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan zaman. Saya yakin mutu sekolah kami akan meningkat seiring dengan meningkatnya kompetensi dari guru-gurunya. Saya memberikan contoh-contoh pembelajaran yang menyenangkan , membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kondisi siswa, membuat media pembelajaran inovatif. Saya juga memotivasi sekolah untuk memperbaiki fasilitas dan fisik sekolah yang nantinya mendukung proses pembelajaran.


  VISI GURU PENGGERAK MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER, KREATIF DAN PEDULI LINGKUN...