VISI GURU PENGGERAK
MEWUJUDKAN
PESERTA DIDIK BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, BERKARAKTER,
KREATIF DAN PEDULI LINGKUNGAN
Peran
pendidik dalam mewujudkan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) adalah
memberikan tuntunan terhadap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman.Sebagai seorang guru kita menuntun siswa melalui
Pendidikan dan pengajaran menjadi manusia merdeka yang bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri agar selamat dan bahagia. Proses tersebut dapat
dilakukan melalui 3 hal, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Pendidik hanya
dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Bila melihat kodrat zaman saat ini Pendidikan global menekankan pada anak untuk
memiliki keterampilan abad 21. Pendidik menuntun anak sesuai tuntunan
alam dan zaman mereka . Pendidik bersikap terbuka pada kodrat zaman siswa. KHD
mengingatkan pendidik untuk tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi.
Pengaruh harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya
Indonesia. . Pendidikan budi pekerti dalam keluarga maupun sekolah dapat
menumbuhkan kecerdasan budi pekerti yang akan mengalahkan nafsu dan
membuat anak dapat menguasai diri terhadap pengaruh negatif.
Profil pelajar pancasila merupakan sebuah kompetensi
lulusan yang diharapkan dimiliki oleh
anak didik kita. Profil pelajar Pancasila berisi 6 karakter dan kompetensi yang
harus dimiliki anak didik kita, dan sebagai guru keenam karakter dan kompetensi
harus kita tumbuhkan di ruang kelas dan sekolah dengan berpijak pada konsep
bagaimana karakter bertumbuh. Untuk mewujudkan perubahan pada diri siswa dan
mewujudkan siswa dengan keenam karakter profil pelajar Pancasila, seorang guru
harus mengelola perubahan di kelas, memulai perubahan dengan melibatkan semua
komponen pemangku kepentingan di sekolah, memetakan semua potensi atau kekuatan
positif yang dimiliki oleh siswa, guru, dan semua pemangku kepentingan. Dengan
berkolaborasi dan melibatkan semua aset, maka perubahan atau usaha penumbuhan
karakter Pancasila melalui usaha membuat aturan/ regulasi sekolah dan
menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik /budaya sekolah yang mencerminkan karakter
profil Pancasila, maka kita akan bisa menumbuhkan karakter tersebut dalam diri
anak didik
.Dalam proses
mewujudkan visi yang berpihak pada siswa dan selaras dengan profil pelajar
Pancasila, perlu ada pemimpin yang mampu menggerakkan dan mengelola perubahan.
Guru Penggerak berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta
lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada siswa.
Seorang guru penggerak diharapkan mampu menjadi seorang pemimpin pembelajaran
yang membuat kondisi sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa untuk belajar dan
berpihak pada siswa. Untuk itulah perlu adanya Nilai-nilai dan
peran guru penggerak untuk mewujudkan Visi. Nilai-nilai guru penggerak yaitu:
Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Kolaboratif, dan Inovatif. Sedangkan
peran guru penggerak yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi
guru lain, pendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan siswa dan menggerakkan
komunitas praktisi.Membuka ruang diskusi positif antara guru , kepala
sekolah dan orang tua siswa akan meningkatkan kualitas pembelajaran . Siswa
didorong untuk memotivasi diri untuk belajar dan menumbuhkan karakter baik di
sekolah. Maka dari
itu, guru penggerak perlu membuat visi yang berpihak pada murid, mampu
mencerminkan nilai dan peran guru penggerak, serta mewujudkan profil pelajar
Pancasila.
INKUIRI APRESIATIF (IA) merupakan pendekatan manajemen
perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (positif). Pendekatan IA
percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan
kontribusi pada keberhasilan. IA dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang
sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan,
dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Tahapan
dalam IA dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil
Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Sebelum melakukan
tahapan BAGJA, Visi yang telah disusun diturunkan terlebih dahulu menjadi
prakarsa-prakarsa perubahan. Pernyataan prakarsa perubahan adalah gambaran
upaya nyata yang memungkinkan meningkatkan kualitas pembelajaran murid berbasis
aset/kekuatan. Penyusunan Prakarsa perubahan dapat dibantu dengan model ATAP
(Aset, Tantangan, Aksi, Pelajaran). Berikut adalah Prakarsa perubahan yang saya
buat dengan menggunakan ATAP dan BAGJA.
BAGJA
Bagja
adalah akronim dari tahapan Buat pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali mimpi –
Jabarkan rencana – dan Atur Eksekusi. Sebelum masuk ke BAGJA kita harus
mempunyai Prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan adalah sesuatu yang kita
harapkan atau kita inginkan. Prakarsa perubahan ini menjadi target yang akan
kita gali.
Buat pertanyaan. Pada fase ini kita harus membuat
pertanyaan utama yang akan menjadi penentukan arahan peyelidikan
kekuatan/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan ; pertanyaan dibuat untuk
memprovokasi/ menginisiasi perubahan (Prakarsa)
Selain
itu pada fase ini juga kita diminta untuk menuliskan tindakan untuk menggalang
atau membangun tim perubahan/kolaisi perubahan yang mendukung dan bersifat
urgen.
Ambil Pelajaran. Pada fase ini kita harus menyusun
pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat sebuah
pertanyaan penyelidikan. Mengidentifikasi dan mengapresiasi yang terbaik dari
yang pernah ada. Pada fase ini kita diharap dapat menemukan inti positif. Kita
dijuga harus membuat pertanyaan yang mewakili perasaan dan kegelisahan kita.
Pertanyaan
ini yang dibuat diharapkan dapat menentukan cara kita menggali fakta,
memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar survei individu, dan multi unsur.
Gali mimpi. Pada fase ini kita diminta untuk
menyusun deskripsi kolektif bila Prakarsa perubahan tercapai. Kita juga diminta
membayangkan dan menggambarkan masa depan. Gambaran masa depan tersebut
dimunculkan dari contoh-contoh yang membumi dari masa lalu yang positif.
Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama multi unsur (kapan, dimana,
siapa, kapan).
Jabarkan rencana. Pada fase ini kita diminta untuk
mengidentifikasi tindakan nyata yang perlu untuk dijalankan langkah-langkah
kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, dan langkah berani untuk terobosan
yang akan mempermudah keseluruhan pencapaian.
Mempertahankan perubahan positif, atau menindaklanjuti masa lalu
organisasi yang paling positif dan potensial. Dan menyusun definisi kesuksesan
pencapaian.
Atur eksekusi. Pada fase ini kita harus merumus beberapa pertanyaan.
Pertama siapa saja yang dapat berperan dalam pengambilan keputusan. Merupakan
awal dari pencapaian budaya belajar apresiatif yang berkelanjutan.
Berkolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan rencana.
A-T-A-P
Aset
- Wali murid
memiliki kepedulian tinggi terhadap perkembangan anak.
- Lingkungan
sekolah untuk pembelajaran
- Dukungan
kepala sekolah dalam pembelajaran
- Media
buku dan digital sudah tersedia
Tantangan
- Minat
baca siswa yang lemah.
- Rendahnya
kreativitas siswa dalam pembelajaran
- Rendah
keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat.
- Rendahnya
motivasi siswa untuk maju.
Aksi
- Berkolaborasi
dengan kepala sekolah, rekan guru dan orang tua dalam membuat
program-program sekolah yang meningkatkan kreativitas siswa.
- Membentuk
TIM pengembang kurikulum yang dapat mengatur semua proses pembelajaran
yang dapat mendorong kreativitas siswa.
- Membuat
metode dan media pembelajaran yang
menyenangkan dan mendorong siswa untuk lebih kreatif.
- Menciptakan
kelas yang nyaman dan aman untuk belajar
- Melakukan diagnosis awal tentang kemampuan
siswa dan melakukan observasi tentang pendapat siswa dalam pembelajaran.
PRAKARSA PERUBAHAN
Mengembangkan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kreativitas siswa
Tergerak, Bergerak, menggerakkan
Salam Guru Penggerak